Para penyair yang tergabung dalam Gerakan Puisi Menolak Korupsi turut memperingati hari antikorupsi di masa pandemi Covid-19
![]() |
Penyair membacakan puisi menolak korupsi secara virtual |
WARAKSEMARANG.COM
- Setiap tanggal 9 Desember diperingati Hari Antikorupsi Sedunia. Para penyair
yang tergabung dalam Gerakan Puisi Menolak Korupsi turut memperingati hari
antikorupsi di masa pandemi Covid-19 dengan menyelenggarakan Pidato Kebudayaan
dan Parade Baca Puisi secara virtual.
Peringatan Hari Antikorupsi Sedunia secara virtual kerja
bareng Laskar Puisi Menolak Korupsi, Lesbumi NU Jawa Tengah, Barisan.co, dan Taman
Akademi kota Semarang. Mensorot persoalan korupsi yang terus menjadi jadi.
Apalagi tahun ini ada dua menteri menjadi tersangka korupsi dan sejumlah
pejabat ikut terjerat kasus korupsi.
Inisiator Gerakan Puisi Menolak Korupsi, Heru Mugiarso dalam
Pidato Kebudayaan menyampaikan, peringatan hari antikorupsi sedunia tahun ini
menjadi moment penting, sebab berlangsung juga pemilihan kepala daerah atau
(pilkada) di sejumlah daerah secara serentak, Rabu (9/12/2020) malam.
“Kaitan Hari Antikorupsi dengan pilkada. Pilkada yang dilakukan
secara serentak di seluruh Indonesia adalah suatu mekanisme demokrasi yang akan
menghasilkan calon kepala daerah. Calon kepala daerah yang kita harapkan adalah
yang memiliki integritas. Pemimpin yang mampu menolak korupsi di setiap langkah
dan tindakannya,” tuturnya.
Heru menambahkan, ternyata korupsi tidak berhenti, korupsi
tidak pernah mati. Terbukti dua menteri menjadi tersangka korupsi dan sejumlah kepala
daerah yang juga tertangkap Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK).
Hal ini mengisyaratkan kepada kita korupsi terus berlangsung
ketika ada kesempatan, niat, dan kelengahan kita semua sebagai masyarakat.
“Kenapa kita lengah? Karena masyarakat memiliki andil dan peran
dalam perlawanan menolak korupsi. Termasuk gerakan puisi menolak korupsi,” ucap
Heru.
Gelar acara virtual peringatan Hari Antikorupsi Sedunia
dipandu Ketua Lesbumi NU Jawa Tengah Lukni Maulana An Nairi. Selesai pidato
kebudayaan, acara dilanjut dengan parade baca puisi oleh penyair yang turut
hadir melalui virtual Zoom.
Para penyair membacakan puisi menolak korupsi dan memberikan
motivasi gerakan. Sebut saja, Sus S. Harjono (Sragen), Eddy Pramduane (Depok),
Denting Kemuning, Diana Roosertindaro (Surabaya), Slamet Unggul, Imam Subagyo
(Semarang), Habib Arafat (Demak), Moh. Tamimi (Madura), Bontot Sukadar (Tegal),
Arieyoko (Bojonegoro), Dhiyah Endarwati (Kendal), Dian Komidi (Jakarta), Akur
Sudianto (Bogor), Ngatemi dari PKK DKI Jakarta, Gyarta (Ambarawa), Dwi Umi
Bardiyah, dan Hikmatullah.
Peringatan Hari Antikorupsi Sedunia secara virtual tidak
hanya diikuti para penyair dan namun juga kalangan umum yang turut memberikan
support perjuangan. Sebagaimana Aktivis PKK DKI Jakarta, Euis Pretty mengatakan
peringatan hari antikorupsi dan pilkada serentak menjadi moment yang pas
memilih pemimpin yang amanah. Pilkada ini menjadi pelajaran kepada masyarakat
tidak memilih pemimpin yang asal-asalah.>>>
Video selengkapnya: