al ini sesuai dengan petuah jawa yang mengatakan, “Memayu Hayunig Bawono, Ambrasto dhur angkoro” (Manusia hidup di dunia harus mengusahakan keselamatan, kebahagiaan dan kesejahteraan; serta memberantas sifat angkara murka, serakah dan tamak.)
![]() |
Jangan bersedih, Allah bersama orang-orang yang sabar |
SUNGGUH beruntung bangsa ini
dan bukan sekedar keberuntungan tapi memang Tuhan menciptakan Negara bernama
Indonesia sebagai pusat dunia. Kekayaan alam yang melimpah dan sumber daya
manusia yang luar biasa.
Soal kekayaan alam baik di
darat, laut maupun udara tidak terhitung jumlahnya. Di darat, ada gunung yang
menyuburkan, barang tambang yang dapat dimanfaatkan dan bahkan hutan yang kaya akan flora dan faunanya. Belum lagi di
laut, ikan-ikannya dipaneh tidak ada habisnya. Begitupun sumber daya manusianya
bangsa ini selalu melahirkan orang-orang cerdas, ada BJ. Habibie, Syahrir, Tan
Malaka, Soekarno dan Hatta. Kita selalu juara di olimpiade matematika, fisika
maupun robotik. Yang pasti sungguh luar biasa bangsa ini.
Namun banyak para peneliti,
pakar, atapun akademisi berbagai bidang baik ekonomi, politik, sosial dan
budaya, “salah” dalam mempersepsikan apa yang terjadi saat ini di republik
tercinta ini. Mereka mengira kita sedang dijajah, mengalami krisis ekonomi
atapun secara sederhananya bangsa ini sedang dirundung duka dan luka.
Mereka tidak tahu kalau bangsa
ini memegang prinsip leluhurnya untuk tidak serakah dan tamak terhadap kekayaan
yang telah diterimanya. Hal ini sesuai dengan petuah jawa yang mengatakan, “Memayu
Hayunig Bawono, Ambrasto dhur angkoro” (Manusia hidup di dunia harus
mengusahakan keselamatan, kebahagiaan dan kesejahteraan; serta memberantas
sifat angkara murka, serakah dan tamak.)
Bahkan prinsip “Urip Iku
Urup” (Hidup itu Nyala, Hidup itu hendaknya memberi manfaat bagi orang lain
disekitar kita, semakin besar manfaat yang bisa kita berikan tentu akan lebih
baik). Itu selalu dipraktekkan, lihat saja bangsa lain diperbolehkan untuk
memanfaatkan kekayaan kita.
Ada kisah orang bijak yakni Abu
Bakr al-Warraq yang berkata, “Kalau engkau bertanya kepada KERAKUSAN
siapakan bapaknya? Dia menjawab KERAGUAN terhadap yang maha agung. Kalau
engkau bertanya apakah PEKERJAANYA?, “Mengumpulkan peurunan
nilai-nilai dan KERENDAHAN BUDI”. Kalau engkau bertanya apakah TUJUANNYA?,
“Untuk menjadi sasaran siksa dan kedustaan.”